Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Membuat Deterjen Anti Luntur – Dye Transfer Inhibitor (DTI)

Gambar
  Halo Sobat, kali ini kita akan menjelaskan bagaimana membuat deterjen anti luntur, yang mampu menghambat terjadinya perpindahan warna selama proses pencucian berlangsung. MAAF KAMI TIDAK LAGI MENCANTUMKAN FORMULA DALAM BLOG INI silahkan pindah ke https://kimialaundry.com

Peluang Usaha Membuat Bahan Pembersih kualitas SNI

Gambar
  Pandemi Corona Virus, memaksa kita untuk bertahan di rumah. Lama berada di rumah bukannya makin sehat, tapi makin stress. Situasi New Normal sudah diberlakukan. Kondisi perekonomian lesu, sementara hidup harus terus berjalan, kebutuhan hidup tidak bisa ditunda, angka kredit macet meningkat. Semua dibuat pusing. Tapi ternyata masih ada loh..peluang usaha yang justru naik daun disituasi seperti sekarang. Peluang usaha itu adalah, membuat bahan pembersih. Masalahnya banyak formula diluar sana yang tidak sesuai dengan SNI, itulah salah satu sebab konsumen lebih memilih produk pabrikan, selain murah juga standar. Kali ini kita membagikan formula produk pembersih yang sesuai dengan SNI.  Silhakan klik Link di bawah ini Formula Pembersih SNI

Ini yang harus dipahami sebelum usaha laundry

Gambar
Usaha laundry di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Sampai tahun 2019 usaha laundry di Indonesia yang terdaftar Online sekitar 14.131 unit (cek disini). Kompetisi semakin ketat dan jenis layanan semakin meningkat. Dari sekian banyak usaha laundry, hanya sebagian kecil saja yang sesuai dengan harapan mereka saat pertama sekali memutuskan terjun diusaha ini, sisanya ada yang Cuma bertahan dan jalan ditempat karena terlanjur sudah kontrak tempat usaha, ada yang justru menurun drastis karena tidak memiliki kemampuan bersaing dan ada yang langsung menjual seluruh peralatannya. Beberapa poin penting yang harus dipahami sebelum memulai usaha laundry, adalah sebagai berikut: 1. Tentukan dimana usaha akan dibuka dan pelajari kompetisinya. Setiap kota berbeda kompetisinya, tergantung besarnya pangsa pasar yang tersedia. Semakin banyak pesaing biasanya layanan dan harga yang diberikan semakin bervariasi. Sehingga anda bisa menentukan jenis layana

Cara Membuat Formula Alkali Builder - Laundry Break

Gambar
Apa itu Laundry Break Laundry Break adalah menambahkan Alkali Builder dalam siklus pencucian (Break Wash). Alkali builder adalah bahan kimia yang memiliki alkalinitas tinggi sebagai bahan pendamping deterjen, untuk mencegah terjadinya endapan protein, tanah dan kandungan asam pada permukaan pakaian yang dicuci agar menjadi lebih bersih dan cerah.  Tidak hanya itu, alkali builder ini juga berfungsi untuk mengangkat kotoran dan noda yang membandel. Umumnya alkali builder ini memiliki sifat yang baik melakukan emulsifikasi dan suspensi. Alkali Builder ini tidak boleh digunakan pada bahan pakaian sutra dan Wool. Penambahan alkali builder pada program Break wash, biasanya dilakukan pada industrial laundry, On Premise Laundry (OPL), Institusional dan komersial Laundry. Biasanya menggunakan laundry dispencing system (sistem injeksi otomatis) yang diprogram secara khusus masuk ke dalam mesin cuci, walaupun secara manual bisa saja dilakukan.  Cara Membuat Formula Alkali Builder Laundry Break MA

Cara Membuat Formula Laundry Emulsifier

Gambar
  Laundry emulsifier adalah  bahan kima yang berfungsi menghilangkan lemak dan minyak. Bahan kimia ini digunakan manakala deterjen sudah tidak mampu mengangkat lemak dan minyak yang membandel. Contoh bahan pakaian yang banyak mengandung lemak dan minyak adalah pada kerah pakaian, Spa dan massage,  pakaian dari mereka yang bekerja di dapur, sprei, handuk, dan lainnya. Bahkan permukaan keras yang mengandung minyak dan lemak seperti dapur, cerobong asap, mesin-mesin industri dan lainnya dapat dibersihkan dengan emulsifier ini. Pertanyaan yang sering muncul adalah, deterjen dari surfaktan anionik seperti SLES dan SLS juga memiliki kemampuan mengikat minyak, mengapa harus menggunakan emusifier?.  Memang benar, tetapi surfakan anionik seperti SLES dan SLS akan mulai bekerja setelah bereaksi dengan air dan akan terionisasi terlebih dahulu membentuk muatan negatif, baru dapat mengikat kotoran, tanah/debu dan beberapa noda minyak yang merupakan partikel bermuatan positif. Jadi surfaktan anionik

PERBEDAAN SLS DAN SLES

Gambar
Dilihat dari namanya SLS (Sodium Lauryl Sulfat) dan SLES (Sodium Laureth Sulfat) adalah hampir sama. SLS dan SLES keduanya adalah surfaktan Anionik berasal dari minyak inti sawit yang mengandung Sulfat. Memiliki fungsi yang sama yaitu membasahi permukaan, mengemulsi, melarutkan minyak, dan mengangkat kotoran. Perbedaannya ada pada proses pembuatannya. SLS (Sodium Lauryl Sulfat) Sodium lauryl sulfate (SLS), juga dikenal sebagai sodium dodecyl sulfate (SDS), merupakan surfaktan anionik yang biasa digunakan dalam produk pembersih dan memiliki kemampuan menghasilkan busa yang lebih banyak dibanding SLES. Konsentrasi SLS yang ditemukan dalam produk konsumen bervariasi tergantung jenis produk dan pabrikan pembuatnya, umumnya berkisar antara 0,01% hingga 50% dalam produk kosmetik dan 1% hingga 30% dalam produk pembersih. SLS bisa dibuat dengan proses sintesa dari minyak bumi ataupun dari bahan alami. Proses sintesis SLS dilakukan dengan mereaksikan lauryl alkohol dari sumber minyak bumi a

SURFAKTAN

Gambar
Kata surfaktan atau surfactant tidak asing lagi bagi mereka yang bergerak dalam bidang deterjen dan merupakan syarat mutlak yang harus dimengerti dan harus didalami. Berikut adalah tentang surfaktan. 1. Apa itu Surfaktan   Surfaktan adalah singkatan dari SURF ace ACT ive A ge NT , yang artinya zat  aktif permukaan, surfaktan merupakan komponen utama deterjen pembersih. Dari namanya diketahui bahwa surfaktan ini menggerakkan aktivitas pada permukaan yang akan dibersihkan, mengangkat kotoran dan menghilangkan minyak dan lemak. Surfaktan merupakan senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan (atau tegangan antar muka) antara dua cairan, antara gas dan cairan, atau antara cairan dan padatan. Surfaktan ini juga bertindak sebagai pembersih, bahan pembasah, pengemulsi, bahan pembusa, dan dispersan. Ada empat kategori utama surfaktan, yaitu surfaktan anionik, surfaktan Nonionik, surfaktan Kationik dan Amfoter. Dari keempat jenis surfaktan, yang paling banyak digunakan adalah surfaktan A