Postingan

Menampilkan postingan dengan label formula deterjen

Membuat Deterjen Anti Luntur – Dye Transfer Inhibitor (DTI)

Gambar
  Halo Sobat, kali ini kita akan menjelaskan bagaimana membuat deterjen anti luntur, yang mampu menghambat terjadinya perpindahan warna selama proses pencucian berlangsung. MAAF KAMI TIDAK LAGI MENCANTUMKAN FORMULA DALAM BLOG INI silahkan pindah ke https://kimialaundry.com

SURFAKTAN

Gambar
Kata surfaktan atau surfactant tidak asing lagi bagi mereka yang bergerak dalam bidang deterjen dan merupakan syarat mutlak yang harus dimengerti dan harus didalami. Berikut adalah tentang surfaktan. 1. Apa itu Surfaktan   Surfaktan adalah singkatan dari SURF ace ACT ive A ge NT , yang artinya zat  aktif permukaan, surfaktan merupakan komponen utama deterjen pembersih. Dari namanya diketahui bahwa surfaktan ini menggerakkan aktivitas pada permukaan yang akan dibersihkan, mengangkat kotoran dan menghilangkan minyak dan lemak. Surfaktan merupakan senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan (atau tegangan antar muka) antara dua cairan, antara gas dan cairan, atau antara cairan dan padatan. Surfaktan ini juga bertindak sebagai pembersih, bahan pembasah, pengemulsi, bahan pembusa, dan dispersan. Ada empat kategori utama surfaktan, yaitu surfaktan anionik, surfaktan Nonionik, surfaktan Kationik dan Amfoter. Dari keempat jenis surfaktan, yang paling banyak digunakan adalah surfaktan A

Cara membuat Formula Deterjen Cair

MENYUSUN FORMULA DETERGEN YANG BAIK Pada artikel ini mari kita sama sama berusaha untuk membuat formula deterjen cair yang baik, untuk kepentingan laundry ataupun keperluan mencuci pakaian sehari-hari, dengan mengacu pada SNI.   Yang akan kita pelajari adalah: 1.      Syarat mutu deterjen Menurut SNI. 2.      Bahan kimia penyusun deterjen dan fungsinya 3.      Menghitung volume dan prosentasenya. 4.      Menghitung anggaran biayanya. Hal penting diketahui adalah bahwa air terbagi atas air sadah dan air lunak. Air sadah memiliki kandungan mineral tinggi seperti ion Ca dan Mg, yang dapat menghambat proses deterjensi sehingga kemampuan deterjensi akan berkurang. Jadi formula yang akan dibuat nantinya harus dapat mempertimbangkan salah faktor penghambat tersebut. Di dalam SNI (06-0475-1996), deterjen cair dikategorikan sebagai pembersih berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar deterjen dengan penambahan bahan lain yang diizinkan dan digunakan untuk mencuci pakaian se