MENGAPA ALKALI PENTING DALAM FORMULA DETERJEN DAN PROSES PEMBERSIHAN



PERAN ALKALI DALAM PROSES PEMBERSIHAN




Tulisan ini memberikan gambarang tentang pembersih alkali dan bagaimana memilih alkali yang efektif untuk proses pembersihan. Pembersih Alkalin (Basa) bekerja pada pH tinggi. Larutan alkali yang dicampurkan dengan surfaktan, sangat efektif mengangkat kontaminan, selanjutnya apabila larutan tersebut diberikan gerakan mekanis dan suhu, maka mampu mengangkat kotoran dengan sangat baik. Metode ini sangat efektif dan murah, sehingga larutan alkali sangat efektif dipakai dalam proses pencucian. 


Alkaline Cleaner/Pembersih Alkaline

Pembersihan adalah bagian penting dari proses finishing. Metode pembersihan dapat bervariasi tergantung pada kontaminan yang akan dihilangkan, campuran bahan yang digunakan dan lain-lain. 

Pembersih Alkaline adalah formulasi kimia yang terdiri dari garam alkali (Alkaline builder), wetting agent, dan chelating. Campuran ini memiliki kemampuan membersihkan dengan baik untuk mengangkat kotoran sehingga mudah dibilas. 


Alkaline Builder

Alkaline builder adalah bahan kimia yang menjadikan larutan bersifat basa ( pH tinggi), bahan kimia tersebut adalah: 


  1. Soda Kaustic (NaOH)
  2. Potash Kaustic (KOH)
  3. Silika
  4. Posfat
  5. Karbonat
Bahan Alkali di atas memiliki pengaruh yang bervariasi dalam proses pembersihan, sehingga dalam penggunaannya harus dipilih dan disesuaikan dengan baik menurut fungsinya agar aman dan ramah lingkungan.

Soda Caustic (NaOH) dan Caustic Potash (KOH)

Merupakan Alkali yang berada pada level tertinggi, artinya menjadikan larutan bersifat sangat Basa dengan pH berkisar antara 12-14.

 Alkali jenis ini memiliki kinerja sangat baik dalam proses saponifikasi (penyabunan) lemak dan minyak serta berinteraksi dengan baik dengan surfaktan dalam mengangkat kotoran. Selain itu juga memiliki kemampuan menetralkan bahan yang mengandung asam. Alkali jenis ini tidak boleh digunakan dengan konsentrasi tinggi, karena dapat berinteraksi dengan permukaan logam seperti almumiun dan seng, menyebabkan oksidasi dan korosi.


Silika dan Posfat

Merupakan Alkali yang berada pada level Medium, berada pada pH 9,5 – 12,5. Silika dan Posfat juga masih memiliki kontribusi yang baik terhadap deterjensi. Kedua bahan kimia ini memiliki kemampuan menghambat reaksi yang terjadi pada logam lunak, tetapi menjadi tidak larut pada pH < 10.

Jadi jika anda membuat detejen cair menggunakan campuran Silika dan Posfat, ternyata masih terdapat endapan atau padatan yang tidak terlarut di dasar larutan, periksalah pH nya. Kemudian sesuaikan.

 

Karbonat

Merupakan Alkali yang berada pada level Rendah, berada dibawah  pH 10. Karbonat adalah basa yang paling ringan, berada pada (pH 9 hingga 9,5). Kemampuan utamanya adalah menetralkan kontaminan asam dan mengikat mineral yang mengganggu proses pembersihan surfaktan. Sehingga Karbonat seringkali digunakan sebagai buffer untuk mempertahankan larutan pada kisaran pH tertentu.


Dari keterangan di atas, dapat menjadikan acuan bagi kita untuk menciptakan formula pembersih yang efektif untuk menghilangkan jenis kontaminan yang akan dihilangkan. Deterjen dengan alkali tinggi (Heavy Duty Deterjen) biasanya menggunakan soda kaustik (natrium hidroksida) atau kalium kaustik (kalium hidroksida). Perlu diketahui bahwa Alkali dari Fosfat, Silikat dan Karbonat tersebut termasuk juga garam natrium/sodium, kalium, atau amonium.

Cara membuat Laundry Alkali Builder  (Laundry Break), klik disini.




                                                                                                     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURFAKTAN

Cara membuat Formula Deterjen Cair

PERBEDAAN SLS DAN SLES